Selasa, 25 Oktober 2011

Antivirus

Solusi ideal terhadap ancaman virus adalah pencegahan. Jangan izinkan virus masuk ke system. Sasaran ini, tidak mungkin dilaksanakan sepenuhnya. Pencegahan dapat mereduksi sejumlah serangan virus. Setelah pencegahan terhadap masuknya virus, maka pendekatan berikutnya yang dapat dilakukan adalah:

• Deteksi.
• Identifikasi.
• Penghilangan.

Deteksi.
Begitu infeksi telah terjadi, tentukan apakah infeksi memang telah terjadi dan cari lokasi virus.

Identifikasi.
Begitu virus terdeteksi maka identifikasi virus yang menginfeksi program.

Penghilangan.
Begitu virus dapat diidentifikasi maka hilangkan semua jejak virus dari program yang terinfeksi dan program dikembalikan ke semula (sebelum terinfeksi).

Jika deteksi sukses dilakukan tapi identifikasi atau penghilangan tidak dapat dilakukan maka alternatif yang dilakukan adalah hapus program yang terinfeksi dan kopi kembali back-up program yang masih bersih.
Sebagaimana virus berkembang dari yang sederhana menjadi semakin canggih, begitu juga paket perangkat lunak antivirus. Saat ini program antivirus semakin kompleks dan canggih.
Perkembangan program antivirus dapat diperiode menjadi empat generasi, yaitu:

Generasi Pertama : sekadar scanner sederhana.
Generasi Kedua : scanner yang pintar (heuristic scanner).
Generasi Tiga : jebakan-jebakan aktifitas (activity trap).
Generasi Empat : proteksi penuh (full-featured protection).

Generasi Pertama.
Antivirus men-scan program untuk menemukan penanda (signature) virus. Walaupun virus mungkin berisi “Karakter-karakter varian” tapi secara esensi mempunyai struktur dan pola bit yang sama di semua kopiannya. Teknik ini terbatas untuk deteksi virus-virus yang telah dikenal. Tipe lain antivirus generasi pertama adalah mengelola rekaman panjang (ukuran) program dan memeriksa perubahan panjang program.

Generasi Kedua.
Antivirus men-scan tidak bergantung pada penanda spesifik. Antivirus menggunakan aturan-aturan pintar (heuristic rules) untuk mencari kemungkinan infeksi virus. Teknik yang dipakai misalnya mencari fragmen-fragmen kode yang sering merupakan bagian virus. Contohnya, antivirus mencari awal loop enkripsi yang digunakan polymorphic virus dan menemukan kunci enkripsi. Begitu kunci ditemukan, antivirus dapat mendeskripsi virus untuk identifikasi dan kemudian menghilangkan infeksi virus.
Teknik lain adalah pemeriksaan integritas. Checksum dapat ditambahkan di tiap program. Jika virus menginfeksi program tanpa mengubah checksum maka pemeriksaan integritas akan menemukan perubahan itu.
Untuk menanggulangi virus canggih yang mampu mengubah checksum saat menginfeksi program, fungsi hash ter-enkripsi digunakan. Kunci enkripsi disimpan terpisah dari program sehingga program tidak dapat menghasilkan kode hash baru dan meng-enkripsinya. Dengan menggunakan fungsi hash bukan checksum sederhana maka mencegah virus menyesuaikan program yang menghasilkan kode hash yang sama seperti sebelumya.

Generasi Ketiga.
Program antivirus merupakan program yang menetap dimemori (memory-resident program). Program ini mengidentifikasi virus melalui aksi-aksinya bukan dari struktur program yang diinfeksi. Dengan antivirus semacam ini tak perlu mengembangkan penanda-penanda dan aturan-aturan pintar untuk beragam virus yang sangat banyak. Dengan cara ini yang diperlukan adalah mengidentifikasi adanya usaha infeksi. Kalau muncul kejadian ini, program antivirus segera mengintervensi.

Generasi Keempat.
Antivirus generasi ini menggunakan beragam teknik antivirus secara bersamaan. Teknik-teknik ini meliputi scanning dan jebakan-jebakan aktivitas. Antivirus juga mempunyai senarai kapabilitas pengaksesan yang membatasi kemampuan virus memasuki system dan membatasi kemampuan virus memodifikasi file untuk menginfeksi file.

Referensi:
• Haryanto, Bambang.2009.Sistem operasi. Jakarta: Informatika bandung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar